Dalam
acara itu al-Habib Luthfi menyampaikan: "Kita meneruskan para pendahulu
dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan. Bergabungnya kekuatan besar TNI,
POLRI dan Ulama (Thoriqoh) menjadi jawaban bagi ISIS dan gerakan
sparatis lainnya.
Beliau
melanjutkan, “Media tidak seharusnya membuka lebar-lebar 'wilayah' yang
seharusnya tidak dibuka, karena akan mengganggu keharmonisan dalam
bernegara. Kita menginginkan pertemuan-pertemuan antara TNI-POLRI, Ulama
& Masyarakat dilakukan terus sesuai tingakatannya, Idarah Aliyah
bersama Kapolri dan jajarannya. Wustho (tingkat Propinsi) dengan
Pangdam/Kapolda dan jajarannya, Syu'biyah (kabupaten/Kota) dengan
Kapolres, Dandim dan jajarannya. Kerjasama antar ulama & TNI-POLRI
harus digalakan semua lini.
Indikasi
perpecahan, orang-orang yang menginginkan perpecahan semakin jelas
untuk merongrong kewibawaan NKRI. Dunia Internasional akan segan kepada
Bangsa kita apabila TNI-POLRI, Ulama dan masyarakat bersatu.
Kita
selalu berkutat dalam masalah khilafiyah, tahlil, manaqib, mauludi,
nanti 1-30 Ramadhan berdebat lagi soal tarawih dll. Sedangkan negara
lain sudah memproduksi rudal, nuklir, satelit dll. Kita memproduksi apa?
Oleh sebab itu untuk kedaulatan dan kemajuan bangsa, ulama siap
mem-backup TNI-POLRI untuk menghadapi siapa saja yang akan merongrong
keuthan NKRI.
Demikian
yang disampaikan Habib Luthfi bin Yahya, acara yang dihadiri oleh
Pangdam IV Dipenogoro, Dr. Syekh Muhammad Fadhil bin Yahya dan ribuan
ulama serta anggota/ perwira TNI/POLRI berakhir pada pukul 11.
(Tsi/Sibaweh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar